Sunday 16 May 2010

Aksi Nelayan Manado: Perebutan Hak Kelola Agraria

MANADO, 12/5 - AKSI NELAYAN. Sejumlah nelayan yang tergabung dalam Asosiasi Nelayan Tradisional (ANTRA) melakukan unjukrasa dengan membawa perahu mereka ke kantor Walikota Manado, Sulawesi Utara, Selasa ( 12/5). Aksi yang diikuti ratusan nelayan tersebut mendesak pemerintah kota untuk segera menghentikan reklamasi Teluk Manado yang dilakukan oleh para pengusaha karena akan merusak karang tempat ikan serta akan menghilangkan lokasi tambatan perahu mereka. FOTO ANTARA/Basrul Haq/Koz/hp/10.


sumber: antaranews.com




Aksi Di Mal
Sejumlah nelayan yang tergabung dalam Asosiasi Nelayan Tradisional (ANTRA) melakukan unjukrasa dipusat perbelanjaan Manado Town Square dengan membawa perahu di Manado, Sulawesi Utara, Selasa (12/5). Mereka mendesak pihak pengelola pusat perbelanjaan selaku pelaksana reklamasi Teluk Manado agar menyisakan lahan bagi nelayan untuk tambatan perahu. (FOTO ANTARA/Basrul Haq)Disiarkan: Kamis, 13 Mei 2010 01:45 WIBsumber: antaranew.com






Tuesday 11 May 2010

Perjuangan Tanpa Henti Nelayan Tradisional Kota Manado


Tambatan Perahu, Hak Nelayan Tradisional

-Masyarakat nelayan tradisional Kota Manado akan menggelar aksi damai-

Manado (SN) – Upaya masyarakat nelayan untuk memperjuangkan hak-hak atas laut akan diperjelas melalui aksi damai yang direncanakan membawa ratusan nelayan seluruh Manado (10/04)

Ketua ANTRA (Asosiasi Nelayan Tradisional Sulut), Rignolda Djamaluddin, PhD, bahwa telah terjadi pengingkaran terhadap masyarakat nelayan.

“pengingkaran yang terjadi bahwa pembuat kebijakan tidak mengetahui tentang kehidupan nelayan,pengingkaran terhadap mata pencaharian nelayan, menjauhkan tempat tinggal dengan tempat tambatan”, jelas Pak Rigolda.

Perjuangan Tempat Tambatan Perahu oleh Nelayan Tradisional Sario Tumpaan Manado

Nelayan Tradisional Sario Tumpaan Menuntut Keadilan

Kegiatan penimbunan laut yang dilakukan PT Gerbang Nusa Perkasa untuk perluasan areal kompleks Manado Town Square (MANTOS II) sampai hari ini terus berlanjut. Seolah tak henti-hentinya puluhan truck yang membawa material pasir dan batu, terus menutupi wilayah pesisir Kelurahan Sario Tumpaan yang berada di kawasan Teluk Manado.

Masyarakat khususnya nelayan tradisional yang berada disekitar lokasi ini merasa terancam dikarenakan kegiatan ini telah menutup akses mereka ke laut. Tempat yang dulunya diperuntukan sebagai tambatan perahu nelayan, kini hampir seluruhnya tertutup dengan material pasir dan batu. Sementara di wilayah pemukiman sendiri, telah beberapa kali mengalami musibah banjir akibat dari tertutupnya saluran pembuangan (drainase).